http://www.rangaprabhu.com/buzz/wp-content/uploads/2012/10/mahatma.jpg
Mohandas Karamchand Gandhi ( lahir di Porbandar, Gujarat, India Britania, 2 Oktober 1869 – meninggal di New Delhi, India, 30 Januari 1948 pada umur 78 tahun ) ( aksara
Devanagari: मोहनदास करमचन्द गांधी ) juga dipanggil Mahatma Gandhi ( bahasa Sanskerta: "jiwa agung" ) adalah seorang pemimpin spiritual dan politikus dari India.
Pada masa kehidupan Gandhi, banyak
negara yang merupakan koloni Britania Raya. Penduduk di koloni-koloni tersebut
mendambakan kemerdekaan agar dapat memerintah negaranya
sendiri.
Gandhi adalah salah seorang yang paling
penting yang terlibat dalam Gerakan Kemerdekaan India. Dia adalah aktivis yang tidak menggunakan kekerasan, yang mengusung gerakan kemerdekaan
melalui aksi demonstrasi damai.
Biografi
Gandhi lahir pada 2 Oktober 1869 di negara bagian Gujarat di India. Beberapa dari anggota
keluarganya bekerja pada pihak pemerintah. Saat remaja, Gandhi pindah ke Inggris untuk mempelajari hukum. Setelah dia menjadi pengacara, dia pergi ke Afrika Selatan, sebuah koloni Inggris, di mana dia
mengalami diskriminasi ras yang dinamakan apartheid. Dia kemudian memutuskan untuk menjadi
seorang aktivis politik agar dapat mengubah
hukum-hukum yang diskriminatif tersebut. Gandhi pun membentuk sebuah gerakan
non-kekerasan.
Ketika kembali ke India, dia membantu dalam proses kemerdekaan
India dari jajahan Inggris; hal ini memberikan inspirasi bagi rakyat di
koloni-koloni lainnya agar berjuang mendapatkan kemerdekaannya dan memecah Kemaharajaan Britania untuk kemudian membentuk Persemakmuran.
Rakyat dari agama dan suku yang berbeda yang hidup di India kala
itu yakin bahwa India perlu dipecah menjadi beberapa negara agar kelompok yang
berbeda dapat mempunyai negara mereka sendiri. Banyak yang ingin agar para
pemeluk agama Hindu dan Islam mempunyai negara sendiri. Gandhi
adalah seorang Hindu namun dia menyukai pemikiran-pemikiran
dari agama-agama lain termasuk Islam dan Kristen. Dia percaya bahwa manusia dari segala
agama harus mempunyai hak yang sama dan hidup bersama secara damai di dalam
satu negara.
Pada 1947, India menjadi merdeka dan pecah
menjadi dua negara, India dan Pakistan. Hal ini tidak disetujui Gandhi.
Prinsip Gandhi, satyagraha, sering diterjemahkan sebagai
"jalan yang benar" atau "jalan menuju kebenaran", telah
menginspirasi berbagai generasi aktivis-aktivis demokrasi dan anti-rasisme
seperti Martin Luther King, Jr. dan Nelson Mandela. Gandhi sering mengatakan kalau
nilai-nilai ajarannya sangat sederhana, yang berdasarkan kepercayaan Hindu
tradisional: kebenaran (satya), dan non-kekerasan (ahimsa).
Pada 30 Januari 1948, Gandhi dibunuh seorang lelaki Hindu
yang marah kepada Gandhi karena ia terlalu memihak kepada Muslim.
Warisan ajaran Gandhi di Indonesia
Selain tokoh-tokoh perjuangan anti
kekerasan, keadilan dan perdamaian di tingkat dunia, di Indonesia pun ajaran
Gandhi menemukan lahan yang subur. Ibu Gedong Bagoes Oka, misalnya, menemukan inspirasi
perjuangannya di dalam ajaran Gandhi. Ia mendirikan Ashram Gandhi di Candi Dasa, Bali sebagai pusat pendidikan dan pengamalan
ajaran-ajaran Gandhi tersebut.
Warisan dan penggambaran dalam budaya
populer
Gelar Mahatma sering disalahartikan di Barat sebagai
nama kecil Gandhi. Mahatma merupakan sebuah kata dalam bahasa Sanskerta yang berasal dari maha (berarti
besar) dan atma (berarti Jiwa). Rabindranath
Tagore disebutkan
sebagai orang yang pertama kali memberikan gelar tersebut untuk Gandhi. Dalam
otobiografinya, Gandhi mengatakan bahwa dia tidak pernah menyukai gelar dan sering
terluka oleh hal itu.
Kisah hidup Mahatma Gandhi telah banyak
dituangkan ke dalam film, sastra, dan teater. Ben Kingsley yang memerankan Gandhi dalam film
tahun 1982 Gandhi, memenangkan Academy Award untuk Aktor Terbaik. The Making of the Mahatma yang dirilis pada tahun 1996
mendokumentasikan kehidupan Gandhi di Afrika Selatan. Gandhi juga merupakan tema sentral
dalam film Bollywood tahun 2006 Lage Raho Munna Bhai. Pada tahun 2007, sebuah film berjudul
Gandhi, My
Father menceritakan hubungan antara Gandhi dan putranya Harilal.
Lain-lain
Gandhi tidak pernah menerima Penghargaan Perdamaian Nobel, meski dia dinominasikan lima kali
antara 1937 dan 1948. Beberapa dekade kemudian, hal ini
disesali secara umum oleh pihak Komite Nobel. Ketika Dalai Lama dianugerahi Penghargaan Nobel pada 1989, ketua umum Komite mengatakan bahwa
ini merupakan "sebuah bentuk mengenang Mahatma Gandhi".
Museum elektronik Nobel mempunyai
artikel mengenai hal tersebut.
Sepanjang hidupnya, aktivitas Gandhi
telah menarik berbagai komentar dan opini. Misalnya, sebagai penduduk Kerajaan
Britania, Winston
Churchill pernah berkata "Menyedihkan...melihat Mr. Gandhi, seorang
pengacara Kuil Tengah yang menghasut, sekarang tampil sebagai seorang fakir
yang tipenya umum di Timur, menaiki tangga Istana Viceregal dengan badan setengah-telanjang." Begitu juga dengan Albert Einstein yang berkomentar berikut mengenai
Gandhi: "(Mungkin) para generasi berikut akan sulit mempercayai bahwa
ada orang seperti ini yang pernah hidup di dunia ini."
Karya Mahatma Gandhi tidak terlupakan
oleh generasi berikutnya. Cucunya, Arun Gandhi dan Rajmohan Gandhi dan bahkan anak cucunya, Tushar Gandhi, adalah aktivis-aktivis sosio-politik
yang terlibat dalam mempromosikan non-kekerasan di seluruh dunia.
Kata kebajikan yang dikenang Mahatma
Gandhi:
“
|
Cinta
tidak pernah meminta, ia sentiasa memberi, cinta membawa penderitaan, tetapi
tidak pernah berdendam, tak pernah membalas dendam. Di mana ada cinta di situ
ada kehidupan; manakala kebencian membawa kepada kemusnahan.
|
”
|
“
|
Jadilah
kamu manusia yang pada kelahiranmu semua orang tertawa bahagia, tetapi hanya
kamu sendiri yang menangis dan pada kematianmu semua orang menangis sedih,
tetapi hanya kamu sendiri yang tersenyum.
|

Tidak ada komentar:
Posting Komentar